Bandung, 14 Juni 2012
By Ani Susanti
Malam
kamis. Saat itu memuatku begitu semangat, bergerak tanpa ragu. Menggerakan
tanganku ke depan kemudian ke belakang, terus di ulang seperti itu, hufzzzz
desah nafas ini keluar hingga aroma kentutku terasa.... sitttt bau banget.
Aku
jongkok dengan kaki yang hampir mengeras, melihat air turun dari pancuran indah
yang tertutup pelastik. Aku tarik kedua tangannya. Lalu aku masukan dia kedalam
air. Hingga seluruh tubuhnya basah. Dan kedua kaki itu aku basahi juga.
Tak
tega memang melihat semuanya basah.
Malam
itu sangat dingin, aku melindunginya dengan dekapan yang begitu erat,
mengelilingi semua badannya, dan aku meremasnya. Tanpa ragu aku menidurkannya.
Oh......... bajuku beristirahatlah kau di ember yang kecil itu.
Malam begitu cepat
berganti, hari ini dimana nyaliku akan ku pertaruhkan.
Tidak
!!!!!!
Begitu
semangatnya aku dan teman2,, melangkahkan kaki seindah mungkin. Tersenyum
seolah ketakutan itu tak ada bagiku.
Bis
DAMRI membawa tubuhku pergi, membawa teman2 pada tawa yang tak bisa
tertahankan. Sial aku paling gax bisa naik bis tanpa keresek hitam.... (nyaliku
menciuttt seakan perut ini tertonjok besi tajam... ).
Aku
bersebelahan dengan Ai Yanti salah satu teman dekatku di kelas. Dia begitu
ceria.... (sial gengsi banget kalo mulutku mengeluarkan sesuatu di dalam bis
ini ) Ya “MABOK”.
Perjalanan
begitu terasa bagaikan sundutan api ditanganku. Sakit....
Berbeda
dengan 2 orang temanku yang lain Atin dan Ema. Mereka menikmati perjalanan,,
(enak bisa bersosialisasi dengan Bis... suatu harapan bagiku,, walaupun harapan
itu telah berubah menjadi arang yang hitam).
Ai
tak berkata apapun di dalam mobil, aku kira dia juga menikmatinya. Serasa mulut
ini pengen teriak (Hentikan semua ini ..... Turunkan aku) tiba2 Bis berhenti,
kami turun. Dengan langkah yang begitu tak di ragukan lagi. Ai berkata
“aaaaa....anter ke WC..”. oh ku kira dia tak tahan.... hahahaaa
oOoOoOOOOooooooo sesuatu keluar dari mulutnya, ahahaaaaaa tangga mesjid yang
begitu indah dihiasi bubur wangi yang berwarna coklat......
Selsai
sudah penderitaan mu i..... hahaaaa
Sial
ketawaku tak terhentikan,,, oh TIDAk !! sesuatu pasti bakal terjadi pada
ku...... Entah lah. Seakan kaki ini tak sanggup bergerak.
HENTIKAN
Ema, Atin, Ai............ !!!!!
Tangga
indah berjalan bagaikan Naga Hitam yang mengeluarkan api..... (Sial tangga itu
tak berhenti terus seperti itu.... Menurunkan Derajatku..... )
Orang
moderen menamainya Eskalator..... (hufzzzzzz..... NDESO banget.... seakan dunia
ini berhenti ,,, Menakutkan)
Entahlah
betapa takutnya diriku, melihat semuanya tertawa. Perlahan aku angkat kedua
kaki ini.. sulit memang untuk aku ungkapkan. Semua rambut di tubuhku berdiri.
Jantungku seakan berhenti berdetak. Bisikan itu terasa di telinga “Jangan
Lakukan Ini Bahaya !”.
Kaki ini tiba2 berhenti. Sial aku
tertinggal, mereka udah hampir nyampe atas. Aku berfikir sejenak. Melihat wajah
Atin dan Ai yang begitu bahagia melihat raut muka ku... aku malu nyaliku begitu
menciut. Pengen teriak “HENTIKAN TANGGA ITU” (namun harapan ini tak akan
mungkin)
Aku menatap wajah Ema,, dia begitu
terlihat panik... memacuku untuk mencoba. Perlahan aku lihat tangga itu,
kepalaku pusing. Kakiku kaku.. bisikan itu mulai hilang. Dengan penuh keringat
di tubuh dan mukaku. Aku berhasil mencobanya. Hingga aku tak takut lagi dengan
tangga hitam yang seakan mengeluarkan Api.
Saat ini aku begitu serasa ada dalam
dongeng. Setelah keberanian itu mulai muncul kembali. Aku ingin mencoba hal
baru. “Em, turun naik Box itu... “
Ema pun menyahut perkataan ku,
“Ship,,,”
Betapa penasarannya aku. Kita
melangkahkan kaki dan masuk pada Box yang sama... Box itu tertutup....
Jantungku seakan mau lepas....
Hari ini nyaliku memang ku
pertaruhkan tapi hari ini juga Pertemanan begitu terasa. Hingga aku berfikir di
dalam Box bahwa “Rasa takut akan muncul jika kita mempercayainya begitu pula
dengan keberanian”.